Jumat, 09 November 2012

Membela Bangsa

Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya.” (Yeh 22:30)

Kalau kita membaca Yehezkiel pasal 22 ini kita bisa mendapati betapa Israel ada dalam kondisi yang sangat bobrok. Para nabi, imam, pemimpin dan rakyat melakukan kejahatan di mata Tuhan. Karena kondisi inilah maka Tuhan berencana untuk menghukum Israel. Tetapi dalam kondisi seperti itupun Tuhan masih mencari apakah ada seorang yang hendak mempertahankan negeri itu dari murka Tuhan. Tuhan mencari satu orang yang akan mempertahankan bangsanya dihadapanNya supaya Ia tidak memusnahkannya.

Ketika Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir, pernah suatu kali Ia murka karena kejahatan bangsa Israel dan bermaksud membinasakannya (Kel 32:9-10), tetapi ada seorang bernama Musa yang berani berdiri dihadapan Tuhan dan membela bangsanya sehingga murka Tuhan surut (Kel 32:11-14). Sebenarnya Musa memiliki kesempatan besar untuk melihat keturunannya sendiri yang akan menjadi bangsa yang besar, tetapi ia bukanlah seorang yang mementingkan diri sendiri. Ia merasa bertanggungjawab atas keselamatan bangsa yang Tuhan sudah percayakan padanya untuk ia pimpin keluar dari Mesir, karena itulah ia mengemukakan argumentasinya dihadapan Tuhan.

Tuhan mecari orang-orang seperti Musa yang berani membela bangsanya supaya jangan dibinasakan Tuhan, orang-orang yang mau mengorbankan kepentingan diri sendiri demi keselamatan suatu bangsa yang besar. Bangsa kita pun memerlukan orang-orang seperti ini yang mau membela kepentingan bangsanya dihadapan Tuhan dan memohon belas kasihan Tuhan. Apakah Anda termasuk dalam bilangan orang-orang seperti ini?

Rabu, 24 Oktober 2012

Ask Whatever You Wish

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (Yohanes 15:7)

Seseorang yang berdoa pada Tuhan tentu ingin agar doanya segera dikabulkan oleh Tuhan. Senang rasanya kalau apa yang kita doakan segera dikabulkan oleh Tuhan. Tuhan Yesus mengatakan dalam nas di atas bahwa kita boleh meminta apa saja yang kita inginkan, dan kita akan menerima apa yang kita minta itu. Tetapi seringkali fakta berkata lain, apa yang sudah kita doakan dengan sungguh-sungguh ternyata tidak juga dikabulkan Tuhan. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Seringkali orang hanya terpaku pada frase: “mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”, dan mengabaikan frase yang ada di depannya: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu”. Padahal apa yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita ingin apa yang ada pada frase kedua terjadi dalam hidup kita maka apa yang ada di frase sebelumnya harus kita penuhi dahulu. Frase “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu” mempunyai pengertian yang sangat dalam. Singkatnya frase tersebut berarti adanya suatu persekutuan yang karib antara diri kita dengan Tuhan dan firmanNya.

Persekutuan yang karib dengan Tuhan dan firmanNya diaplikasikan dalam hidup kita melalui doa, pembacaan dan perenungan firman, dan menjalani kehidupan kita setiap hari sesuai dengan perintah-perintah Tuhan. Sudahkah Anda melakukan hal-hal ini?

Selasa, 16 Oktober 2012

Menerima Pimpinan Tuhan

Jawab Kornelius: "Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan.” (Kisah Para Rasul 10:30)

Mungkin ada di antara Anda yang bertanya-tanya bagaimana caranya supaya kita bisa menerima pimpinan dari Tuhan? Kalau kita melihat contoh-contoh yang ada di Alkitab kita bisa mengetahui orang-orang seperti apakah yang kerapkali menerima pimpinan langsung dari Tuhan. Sebagai contohnya kita bisa menyebutkan nama Abraham, Samuel, dan Daud untuk mewakili tokoh-tokoh dari Perjanjian Lama. Dari tokoh-tokoh Perjanjian Baru kita bisa belajar dari Kornelius dan Petrus. Apakah kesamaan dari tokoh-tokoh tersebut? Paling tidak kita bisa belajar tentang ketaatan dan keintiman mereka dalam hubungannya dengan Allah.

Kornelius dan Petrus menerima pimpinan dari Allah ketika mereka sedang berdoa. Ketika Kornelius sedang berdoa kira-kira jam 3 petang tiba-tiba seorang malaikat menjumpainya dan menyampaikan pesan dari Allah (ayat 30). Kornelius taat kepada Allah dan melaksanakan pesan tersebut dengan mengutus anak buahnya untuk menjemput Petrus.

Petrus juga menerima pimpinan Allah ketika dia sedang dalam suasana doa (ayat 9-19). Lalu ia pun taat melakukan apa yang Allah kehendaki meskipun dia harus melakukan sesuatu yang melanggar tradisi yang ada. Waktu itu orang-orang Yahudi dilarang bergaul dengan orang-orang bukan Yahudi.

Dari contoh kehidupan Kornelius dan Petrus kita bisa belajar bahwa untuk menerima pimpinan Tuhan paling tidak kita harus menyediakan diri kita untuk mau dipimpin Tuhan. Ini berkaitan dengan ketaatan kita dalam melakukan firman Tuhan. Orang-orang yang menyediakan dirinya untuk dipimpin Allah pasti akan menerima pimpinanNya. Lalu ada satu hal lagi yang perlu kita lakukan untuk menerima pimpinan Allah, hiduplah dalam pergaulan yang intim dengan Allah. Kita berdoa bukan cuma waktu ada masalah, tetapi berdoalah setiap waktu baik ketika ada masalah atau pun ketika segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Kalau ini kita lakukan maka pimpinan Tuhan akan nyata dalam hidup kita.

Selasa, 09 Oktober 2012

Memusuhi Allah

"Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4)


Tidak sedikit umat Kristen yang tanpa sadar telah menjadikan dirinya sebagai musuh Allah. Mungkin hal ini terjadi karena ketidaktahuan atau kurangnya pemahaman akan firman Tuhan. Teks di atas menunjukkan pada kita bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Orang yang mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya sesungguhnya tidak sedang mengasihi Allah (1 Yoh 2:15). Ketika seseorang tidak menggunakan tubuhnya untuk kebenaran tetapi malah menggunakannya untuk melakukan segala perbuatan dosa dan kedagingan maka sesungguhnya orang tersebut sedang menjadikan dirinya musuh Allah.

Apa saja yang Alkitab nyatakan tentang segala yang berasal dari dunia? Keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup! Ketiga hal ini adalah berasal dari dunia. Orang-orang yang dikuasai hawa nafsu akan menimbulkan perselisihan dan pertengkaran. Yang ada di pikiran mereka adalah bagaimana bisa memperoleh lebih lagi bagi kesenangan dirinya. Mereka akan menghalalkan segala cara dan tidak peduli dengan sesamanya yang menderita atau tertindas demi pemuasan kepentingan pribadi mereka (Yak 4:1-3). Orang Kristen yang hidupnya dikuasai oleh ketiga hal ini menjadikan dirinya sahabat dunia. Dengan menjadi sahabat dunia otomatis orang itu sedang menjadikan Allah sebagai musuhnya.

Jangan jadikan Allah musuh kita! Kalau tanpa sadar kita telah melakukan hal-hal yang membuat kita jadi musuhnya Allah mari kita bertobat sekarang juga! Tinggalkan hawa nafsu kedagingan dan mulailah hidup dalam keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Kamis, 04 Oktober 2012

Kunci Keberhasilan

"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7)

Setiap orang tentu ingin mengalami keberhasilan dalam hidupnya. Tetapi tidak semua orang mengerti kunci keberhasilan yang sejati. Dunia mengukur keberhasilan seseorang dengan melihat kekayaan, kedudukan, dan ketenaran yang orang tersebut miliki. Makin kaya, makin tinggi kedudukannya, makin tenar seseorang berarti makin berhasil orang itu di mata dunia. Inilah standar dan ukuran yang dipakai dunia untuk melihat tingkat keberhasilan seseorang. 
 
Demi mengejar keberhasilan di dunia ini, tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Secara sadar atau tanpa disadari mereka telah mengorbankan kepentingan dan kebahagiaan orang lain, teman, dan bahkan rumah tangga dan keluarga. Mereka telah tertipu dengan daya tarik dunia ini dengan mengorbankan hal-hal yang lebih utama seperti kasih, keadilan, kesetiaan, dan kedamaian. 
 
Teks dalam Yohanes 15:7 di atas merupakan janji dari Tuhan Yesus buat orang-orang sungguh-sungguh manunggal dengan Dia dan firmanNya. Orang yang hidup dalam persekutuan yang erat dengan Kristus dan memiliki firman Tuhan dalam hidupnya akan mengalami keberhasilan. Mengapa? Karena setiap permintaannya akan dikabulkan oleh Tuhan. Lewat permintaannya itu Allah Bapa dipermuliakan di dalam Anak (Yoh 14:13, 16:23). Tidak ada lagi permintaan-permintaan yang akan digunakan untuk memuaskan hawa nafsunya saja. Permintaan-permintaan yang diajukan oleh orang yang manunggal dengan Kristus dan firmanNya akan sejalan dengan kehendak Allah Bapa, jadi pasti akan dikabulkan.

Keberhasilan menurut kehendak Allah adalah keberhasilan yang menyeluruh sifatnya. Bukan hanya berhasil di dunia ini tetapi juga berhasil di dalam kekekalan. Bukan semata-mata bersifat jasmani tetapi terutama juga yang bersifat rohani. Keberhasilan seperti apakah yang Anda impikan?

Jumat, 28 September 2012

Penulis Hidupku

Rintik hujan terdengar dengan jelas sementara alunan dari lagunya Sydney Mohede mengalir masuk ke telinga saya. "Kau terawal dan terakhir pencipta segalanya... S'luruh bintang pun bersinar oleh ucapanMu... Engkau pun mengasihiku penulis hidupku... Tak henti seg'nap napasku menyembahMu s'lalu... Kupuji kusembah tiada sepertiMu... Kuingin hidupku menyenangkanMu... S'gala puji s'gala hormat... s'gnap hatiku menyembahMu...Terimalah s'gnap hidupku... sebagai persembahan yang hidup..."

Hati saya kembali tersentak oleh kebenaran ini. Allah adalah penulis hidupku. Dari mulanya Dia sudah punya rancangan yang spesifik mengenai kehidupanku. Saya diciptakan secara khusus untuk menjalani kehidupan yang khusus pula seperti rancanganNya. Wow... Jadi lega rasanya teringat kembali hal ini. Saya tahu Allah itu baik. Saya tahu pasti bahwa Dia tidak akan pernah membawa saya kepada sesuatu yang akan berakibat buruk buat saya. Saya masih ingat betapa Allah begitu memperhatikan kehidupan saya ini sampai hal yang sekecil-kecilnya. Allah tidak pernah lupa membuat jantung saya berdetak dengan teratur setiap hari. Dia tidak pernah lupa membuat paru-paru saya bekerja sehingga saya dapat bernafas dengan mudah. Meskipun Allah begitu agung dan tak terselami oleh akal pikiran kita, tetapi Dia mau memperhatikan saya yang begitu kecil bila dibandingkan dengan alam semesta yang begitu besar dan luas. Wow... Luar biasa! Saya bersyukur punya Allah seperti ini. He is my only Amazing God!!!

Mengingat rancangan dan janji Allah dalam hidup kita mestinya kita tidak perlu takut atau khawatir lagi mengenai masa depan kita. Di dalam Yeremia 29:11 Dia pernah berkata:Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Juga di dalam Yesaya 41:10 Dia berkata: “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

Yang menjadi pertanyaan adalah: “Apakah kita sungguh-sungguh meyakini rancangan dan janji Allah buat kita ini? Atau masihkah ada keragu-raguan di dalam hati dan pikiran kita?” Kalau kita masih merasa khawatir akan hidup kita dan takut untuk menapaki masa depan, itu berarti kita tidak mempercayai Allah dengan segenap hati. Itu berarti pengenalan kita akan Dia masih sangat kurang sehingga kita tidak bisa mempercayakan hidup kita padaNya. Kita tidak percaya bahwa Dia sanggup melakukan apa pun untuk kebaikan kita.

Sebaliknya kalau kita mengenal Allah yang kita sembah dengan baik maka kita akan dapat berkata seperti pemazmur berkata: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (Mzm 91:2). Badai boleh saja menerpa hidup kita tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yes 40:31).

Daud adalah seorang yang sangat mengenal Allahnya. Berdasarkan pengalaman hidupnya dalam mengiring Tuhan, dia menulis Mazmur 37. Sebuah mazmur yang sangat indah dan sangat menguatkan. Saya sarankan Anda bisa meluangkan waktu untuk membaca keseluruhan pasal 37 ini. Anda akan sangat diberkati. Sekarang saya akan mengutip sebagian dari pasal ini. Dalam ayat 25-26 dia berkata: ”Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.”

Allah tidak pernah melupakan atau meninggalkan orang benar, bahkan keturunan orang benar tidak akan pernah kekurangan, keturunan orang benar malahan akan menjadi berkat bagi sesamanya. Itu adalah pengalaman Daud, dan saya pun sudah melihat hal ini terjadi terhadap orang-orang benar dan keturunannya di masa sekarang ini. Saya yakin Anda pernah juga melihatnya bukan? Jadi, mari kita terus berharap dan mempercayakan hidup kita hanya kepadaNya. Allah tidak akan pernah mengecewakan orang yang benar-benar berserah kepadaNya.

Bagaimana hubungan Anda dengan Allah akhir-akhir ini? Apakah Anda sudah membiasakan diri berkomunikasi dengan Allah setiap hari? Ingat! Pengenalan kita akan Allah bergantung pada seberapa sering kita bergaul dengan Dia setiap hari.

Jumat, 14 September 2012

Is God Very Important For You?

Apakah yang akan Anda lakukan terhadap orang yang sangat penting dan Anda hormati? Misalkan orang tersebut mau menginap di rumah Anda tentu Anda akan menyediakan kamar terbaik buatnya, Anda akan menyediakan pula makanan dan minuman yang istimewa untuknya. Ketika orang tersebut berbicara kepada Anda maka Anda akan berusaha untuk mendengarkan baik-baik apa yang diucapkannya. Kalau ada pesan-pesan tertentu buat Anda pastilah Anda akan berusaha sedapat mungkin untuk menuruti pesan-pesan tersebut. Anda tentu akan mengusahakan apa saja demi menyenangkan hati orang yang sangat penting dan Anda hormati itu.

Ketika orang-orang Kristen ditanya tentang seberapa pentingkah Tuhan Yesus bagi dirinya mungkin banyak diantaranya yang akan menjawab: “O... penting... sangat penting.” Lalu ketika ditanya mengenai dalam hal apakah Tuhan Yesus penting buat diri mereka, ada banyak jawaban yang bisa muncul. Berbagai jawaban yang bisa muncul antara lain: Tuhan adalah pencipta saya, Tuhan yang memberkati saya, Tuhan yang sudah menyelamatkan saya, Tuhan yang memberi kehidupan pada saya, Tuhan yang melindungi saya dari bahaya, dan ada bermacam-macam jawaban lainnya untuk menunjukkan pentingnya Tuhan Yesus buat hidup mereka.
Mungkin seperti itulah jawaban dari sebagian besar dari orang-orang Kristen. Namun, apakah benar demikian halnya? Benarkah Tuhan Yesus sangat penting dalam kehidupan sehari-hari mereka?

Fakta-fakta menunjukkan bahwa seringkali apa yang diucapkan tidaklah sesuai dengan apa yang dijalani. Mengaku bahwa Tuhan sangat penting itu baik tetapi bila pengakuan itu tidak disertai dengan perbuatan yang selaras itu akan menjadi tanda tanya besar, benarkah Tuhan Yesus sangat penting buat kehidupan mereka? Yakobus dalam suratnya menyatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong atau mati (Yak 2:20,26). Dengan kata lain Yakobus menyatakan bahwa perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari akan menunjukkan seperti apakah pengakuan imannya.

Abraham dibenarkan karena perbuatan-perbuatan yang dilakukannya dalam meresponi perintah-perintah Tuhan dengan taat. Ketika Tuhan memerintahkannya untuk mempersembahkan Ishak ia memilih taat melakukannya meskipun ia telah menerima janji dari Tuhan bahwa keturunan dari Ishaklah yang akan disebut ketutunannya. Ia tidak mempertanyakan perintah Tuhan tersebut karena ia percaya bahwa Tuhan sanggup membangkitkan kembali orang-orang yang sudah mati sekalipun (Ibr 11:17-19). Abraham adalah orang yang percaya kepada Allah. Baginya Tuhan itu sangat penting dan sangat dihormatinya, karena itulah ia melakukan apa pun yang Tuhan perintahkan kepadanya. Perbuatan-perbuatan Abraham menunjukkan imannya yang sungguh-sungguh pada Allah.

Apakah yang akan dilakukan oleh orang-orang yang mengaku bahwa Tuhan itu sangat penting dan mereka hormati? Orang-orang yang sungguh-sungguh mengaku Tuhan Yesus itu sangat penting dalam hidup mereka akan berupaya untuk melibatkan Tuhan dalam segala urusan mereka. Mereka akan membicarakan apa-apa yang sudah mereka alami kepada Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan atas penyertaanNya. Mereka akan berbicara kepada Tuhan tentang apa yang sedang mereka lakukan dan meminta pendapat Tuhan tentang apa yang sedang mereka lakukan itu. Mereka menyerahkan setiap rencana mereka ke dalam tangan Tuhan dan minta agar kehendak Tuhan yang jadi dalam hidup mereka. Setiap hari mereka berdoa dan melakukan pembacaan dan perenungan Firman Tuhan yang adalah penuntun hidup mereka. Mereka menghormati Tuhan dengan melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam firmanNya. Ketika tiba waktunya untuk beribadah kepada Tuhan bersama dengan saudara-saudara seiman, mereka akan berusaha sedapat mungkin untuk tidak datang terlambat. Mereka sadar bahwa merekalah yang seharusnya menanti-nantikan Tuhan karena Tuhan adalah Allah dan Raja yang mereka sembah dan layani.

Sebaliknya, orang-orang yang kurang menganggap penting Tuhan hanya datang pada Tuhan ketika mereka perlu pertolongan. Ketika segalanya berjalan lancar mereka cenderung akan melupakan Tuhan. Alkitab yang adalah firman Allah dan berisi tuntunan Tuhan buat kehidupan mereka sehari-hari hanya dibuka satu atau dua kali seminggu, itupun kalau pendeta di gereja meminta mereka untuk membuka dan membaca ayat-ayat tertentu dalam Alkitab. Pada hari-hari lain selain hari Minggu Alkitab hanya akan menjadi hiasan di atas meja di kamar atau tersimpan rapi dalam lemari atau laci meja. Mereka akan melakukan firman Tuhan sepanjang firman itu cocok buat mereka. Ketika tiba hari Minggu mereka akan pergi beribadah bila mereka sempat atau tidak ada acara lain yang menarik hati mereka, atau mereka akan selalu datang terlambat dalam kebaktian-kebaktian yang diadakan.

Apakah Tuhan sangat penting buat Anda? Kalau dengan jujur kita memeriksa diri kita masing-masing kita akan mengetahui apakah Tuhan sangat penting atau kurang penting buat diri kita. Termasuk golongan yang manakah Anda?

Selasa, 04 September 2012

Hidup Yang Menghasilkan Buah

Ketika Anda memperhatikan pohon mangga di halaman rumah Anda yang sedang berbuah, apa yang ada di dalam pikiran Anda? Mungkin ada di antara Anda yang berpikir: ”Wah, lebat banget. Asyik nih. Bisa makan buah hasil tanaman sendiri sebentar lagi dan bisa bagi-bagi ke tetangga.” Atau mungkin ada yang berpikiran: “Kok cuma sedikit buahnya? Kenapa ya?” Sebaliknya bila pohon mangga di halaman rumah Anda tidak pernah sekalipun menghasilkan buah meskipun sudah cukup umur, apa yang ada di dalam pikiran Anda?
Untuk pohon yang bisa menghasilkan buah adalah wajar dan normal kalau ia berbuah. Mengapa berbuah itu wajar dan normal? Karena itu sudah ditentukan Tuhan ketika Dia menciptakannya. Ketika Tuhan menciptakan pohon yang bisa menghasilkan buah, maka adalah wajar dan sudah menjadi kodratnya kalau pohon itu berbuah. Bila tidak berbuah malahan jadi aneh dan tidak normal.
Tuhan Yesus menginginkan agar hidup kita juga menghasilkan buah. Dalam Injil Yohanes 15:8 Ia berkata: “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." Dari ayat ini paling tidak ada dua alasan mengapa Ia sangat menginginkan hidup kita berbuah.
Pertama, untuk mempermuliakan Allah Bapa. Alkitab menyatakan bahwa kita diciptakan untuk kemuliaanNya (Rom 11:36; Kol 1:16). Dengan menghasilkan buah kita sedang mempermuliakan Allah. Buah-buah apakah yang seharusnya kita hasilkan? Perubahan pikiran, sikap, perilaku, dan karakter yang makin baik dan serupa Kristus. Ketika kita sungguh-sungguh menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup kita, maka kuasa IlahiNya mengubahkan kehidupan kita. Kehidupan lama kita dimatikan dan kita diberi suatu benih Ilahi yang akan memampukan kita untuk mengalami kehidupan yang baru bersama Kristus (2 Kor 5:17; 1 Yoh 3:9). Kita meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama kita yang buruk dan mulai menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baru yang baik dan menjadi berkat buat sesama kita. Ketika orang lain melihat kita yang pemarah menjadi lebih sabar dan bisa mengendalikan diri itu berarti kita sedang mempermuliakan Allah Bapa. Ketika orang lain melihat kita yang tadinya pendendam menjadi bisa dengan lebih gampang memaafkan kesalahan orang itu berarti kita sedang mempermuliakan Allah Bapa. Setiap perubahan pikiran, sikap, perilaku, dan karakter yang makin baik dan serupa Kristus adalah buah-buah yang akan mempermuliakan Allah Bapa di sorga.
Kedua, sebagai bukti kalau kita murid-murid Kristus yang sejati. Seorang murid yang sejati akan menjadi serupa dengan gurunya. Ia akan mendengarkan dengan seksama dan melakukan apa-apa yang diajarkan dan dilakukan oleh gurunya. Seseorang yang tidak mau diajar oleh gurunya adalah bukan murid sejati. Ketika Tuhan Yesus menjalani hidupNya di dunia ini, Ia mengajarkan kasih dan hidup dalam kasih. Kita harus meneladani apa yang diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dalam salah satu suratnya Rasul Paulus menjabarkan hal hidup dalam kasih ini secara lengkap. Ia mengatakan: Orang yang mengasihi orang-orang lain, sabar dan baik hati. Ia tidak meluap dengan kecemburuan, tidak membual, tidak sombong. Ia tidak angkuh, tidak kasar, ia tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kemauannya sendiri, tidak juga cepat tersinggung, dan tidak dendam. Orang yang mengasihi orang-orang lain, tidak senang dengan kejahatan, ia hanya senang dengan kebaikan. Ia tahan menghadapi segala sesuatu dan mau percaya akan yang terbaik pada setiap orang; dalam keadaan yang bagaimanapun juga orang yang mengasihi itu tidak pernah hilang harapannya dan sabar menunggu segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7, BIS). Kasih adalah buah terutama yang harus kita hasilkan sebagai murid Kristus. Setiap perbaikan yang terjadi dalam kualitas kasih kita kepada sesama menunjukkan bahwa kita adalah murid Kristus yang sejati.
Sudah berapa lamakah kita menjadi pengikut Kristus? Apakah hidup kita sudah mulai menghasilkan buah-buah yang nyata seperti yang diinginkan Kristus? Apakah kita saat ini sedang melakukan apa-apa yang sudah diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus? Ingat! Jika hidup kita tidak menghasilkan buah-buah seperti yang Tuhan Yesus inginkan berarti kita belum sungguh-sungguh menjadi pengikutNya. Kalau kita sungguh-sungguh menjadi pengikutNya maka hidup kita pasti berbuah. Dalam Injil Yohanes 15:5 Ia berkata: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Mari kita hidup dalam persekutuan yang karib dengan Kristus maka hidup kita pasti menghasilkan buah. Amin.

Senin, 16 Januari 2012

Domba jantan

Domba jantan yang ditemukan Ibrahim ketika hendak menyembelih anaknya menggambarkan pribadi Yesus Kristus yang harus mati di kayu salib di Golgota. Yesus Kristus menggantikan posisi kita untuk menerima murka Allah yang mestinya kita terima. Dia mati di Golgota supaya kita umat manusia boleh diselamatkan dari api neraka dan kembali memiliki persekutuan dengan Allah.

Yerusalem dipulihkan

Sungguh indah dan menguatkan ayat-ayat Alkitab ini.
Tetapi penduduk Yerusalem berkata, "TUHAN sudah meninggalkan kita, TUHAN kita sudah melupakan kita." TUHAN menjawab, kata-Nya, "Mungkinkah seorang ibu melupakan anaknya, dan tidak menyayangi anak kandungnya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tak akan melupakan engkau! Yerusalem, Aku selalu ingat padamu; namamu Kuukir di telapak tangan-Ku.
Orang-orang yang membangun engkau segera datang, dan yang telah menghancurkan engkau akan pergi.
Lihatlah dan pandanglah di sekelilingmu, rakyatmu sudah berkumpul dan datang kepadamu. Demi Aku, Allah yang hidup, Aku berkata, sungguh, engkau akan bangga karena pendudukmu, seperti pengantin wanita bangga karena perhiasannya. Negerimu yang tandus dan sunyi sepi, sekarang menjadi terlalu sempit bagi orang-orang yang ingin mendiaminya. Dan orang-orang yang mau membinasakan engkau, sudah pergi jauh daripadamu. Anak-anak yang lahir di pengasingan akan berkata kepadamu, 'Negeri ini terlalu sempit bagiku, berilah tempat supaya aku dapat diam di sini.'
Maka engkau akan berkata dalam hati, 'Siapakah yang melahirkan anak-anak itu bagiku? Bukankah aku sudah kehilangan anak-anakku, dan tak dapat melahirkan lagi? Aku diangkut dalam pembuangan dan disingkirkan dan ditinggalkan seorang diri. Jadi dari mana anak-anak itu, dan siapa yang membesarkan mereka?'"
TUHAN Yang Mahatinggi berkata kepada umat-Nya, "Aku akan memberikan tanda kepada bangsa-bangsa dan mereka akan memulangkan anak-anakmu; anak-anakmu laki-laki akan digendong, dan anak-anakmu perempuan dipikul di atas bahu. Raja-raja akan seperti bapak bagimu, dan ratu-ratu sebagai ibu. Mereka akan sujud menghormati engkau dan merendahkan diri terhadapmu. Maka engkau akan tahu bahwa Aku TUHAN; orang yang berharap pada-Ku tidak dikecewakan." (Yesaya 49:14-23,BIS)
 
Custom Search