Rabu, 24 Oktober 2012

Ask Whatever You Wish

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (Yohanes 15:7)

Seseorang yang berdoa pada Tuhan tentu ingin agar doanya segera dikabulkan oleh Tuhan. Senang rasanya kalau apa yang kita doakan segera dikabulkan oleh Tuhan. Tuhan Yesus mengatakan dalam nas di atas bahwa kita boleh meminta apa saja yang kita inginkan, dan kita akan menerima apa yang kita minta itu. Tetapi seringkali fakta berkata lain, apa yang sudah kita doakan dengan sungguh-sungguh ternyata tidak juga dikabulkan Tuhan. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Seringkali orang hanya terpaku pada frase: “mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”, dan mengabaikan frase yang ada di depannya: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu”. Padahal apa yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita ingin apa yang ada pada frase kedua terjadi dalam hidup kita maka apa yang ada di frase sebelumnya harus kita penuhi dahulu. Frase “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu” mempunyai pengertian yang sangat dalam. Singkatnya frase tersebut berarti adanya suatu persekutuan yang karib antara diri kita dengan Tuhan dan firmanNya.

Persekutuan yang karib dengan Tuhan dan firmanNya diaplikasikan dalam hidup kita melalui doa, pembacaan dan perenungan firman, dan menjalani kehidupan kita setiap hari sesuai dengan perintah-perintah Tuhan. Sudahkah Anda melakukan hal-hal ini?

Selasa, 16 Oktober 2012

Menerima Pimpinan Tuhan

Jawab Kornelius: "Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan.” (Kisah Para Rasul 10:30)

Mungkin ada di antara Anda yang bertanya-tanya bagaimana caranya supaya kita bisa menerima pimpinan dari Tuhan? Kalau kita melihat contoh-contoh yang ada di Alkitab kita bisa mengetahui orang-orang seperti apakah yang kerapkali menerima pimpinan langsung dari Tuhan. Sebagai contohnya kita bisa menyebutkan nama Abraham, Samuel, dan Daud untuk mewakili tokoh-tokoh dari Perjanjian Lama. Dari tokoh-tokoh Perjanjian Baru kita bisa belajar dari Kornelius dan Petrus. Apakah kesamaan dari tokoh-tokoh tersebut? Paling tidak kita bisa belajar tentang ketaatan dan keintiman mereka dalam hubungannya dengan Allah.

Kornelius dan Petrus menerima pimpinan dari Allah ketika mereka sedang berdoa. Ketika Kornelius sedang berdoa kira-kira jam 3 petang tiba-tiba seorang malaikat menjumpainya dan menyampaikan pesan dari Allah (ayat 30). Kornelius taat kepada Allah dan melaksanakan pesan tersebut dengan mengutus anak buahnya untuk menjemput Petrus.

Petrus juga menerima pimpinan Allah ketika dia sedang dalam suasana doa (ayat 9-19). Lalu ia pun taat melakukan apa yang Allah kehendaki meskipun dia harus melakukan sesuatu yang melanggar tradisi yang ada. Waktu itu orang-orang Yahudi dilarang bergaul dengan orang-orang bukan Yahudi.

Dari contoh kehidupan Kornelius dan Petrus kita bisa belajar bahwa untuk menerima pimpinan Tuhan paling tidak kita harus menyediakan diri kita untuk mau dipimpin Tuhan. Ini berkaitan dengan ketaatan kita dalam melakukan firman Tuhan. Orang-orang yang menyediakan dirinya untuk dipimpin Allah pasti akan menerima pimpinanNya. Lalu ada satu hal lagi yang perlu kita lakukan untuk menerima pimpinan Allah, hiduplah dalam pergaulan yang intim dengan Allah. Kita berdoa bukan cuma waktu ada masalah, tetapi berdoalah setiap waktu baik ketika ada masalah atau pun ketika segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Kalau ini kita lakukan maka pimpinan Tuhan akan nyata dalam hidup kita.

Selasa, 09 Oktober 2012

Memusuhi Allah

"Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4)


Tidak sedikit umat Kristen yang tanpa sadar telah menjadikan dirinya sebagai musuh Allah. Mungkin hal ini terjadi karena ketidaktahuan atau kurangnya pemahaman akan firman Tuhan. Teks di atas menunjukkan pada kita bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Orang yang mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya sesungguhnya tidak sedang mengasihi Allah (1 Yoh 2:15). Ketika seseorang tidak menggunakan tubuhnya untuk kebenaran tetapi malah menggunakannya untuk melakukan segala perbuatan dosa dan kedagingan maka sesungguhnya orang tersebut sedang menjadikan dirinya musuh Allah.

Apa saja yang Alkitab nyatakan tentang segala yang berasal dari dunia? Keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup! Ketiga hal ini adalah berasal dari dunia. Orang-orang yang dikuasai hawa nafsu akan menimbulkan perselisihan dan pertengkaran. Yang ada di pikiran mereka adalah bagaimana bisa memperoleh lebih lagi bagi kesenangan dirinya. Mereka akan menghalalkan segala cara dan tidak peduli dengan sesamanya yang menderita atau tertindas demi pemuasan kepentingan pribadi mereka (Yak 4:1-3). Orang Kristen yang hidupnya dikuasai oleh ketiga hal ini menjadikan dirinya sahabat dunia. Dengan menjadi sahabat dunia otomatis orang itu sedang menjadikan Allah sebagai musuhnya.

Jangan jadikan Allah musuh kita! Kalau tanpa sadar kita telah melakukan hal-hal yang membuat kita jadi musuhnya Allah mari kita bertobat sekarang juga! Tinggalkan hawa nafsu kedagingan dan mulailah hidup dalam keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Kamis, 04 Oktober 2012

Kunci Keberhasilan

"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7)

Setiap orang tentu ingin mengalami keberhasilan dalam hidupnya. Tetapi tidak semua orang mengerti kunci keberhasilan yang sejati. Dunia mengukur keberhasilan seseorang dengan melihat kekayaan, kedudukan, dan ketenaran yang orang tersebut miliki. Makin kaya, makin tinggi kedudukannya, makin tenar seseorang berarti makin berhasil orang itu di mata dunia. Inilah standar dan ukuran yang dipakai dunia untuk melihat tingkat keberhasilan seseorang. 
 
Demi mengejar keberhasilan di dunia ini, tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Secara sadar atau tanpa disadari mereka telah mengorbankan kepentingan dan kebahagiaan orang lain, teman, dan bahkan rumah tangga dan keluarga. Mereka telah tertipu dengan daya tarik dunia ini dengan mengorbankan hal-hal yang lebih utama seperti kasih, keadilan, kesetiaan, dan kedamaian. 
 
Teks dalam Yohanes 15:7 di atas merupakan janji dari Tuhan Yesus buat orang-orang sungguh-sungguh manunggal dengan Dia dan firmanNya. Orang yang hidup dalam persekutuan yang erat dengan Kristus dan memiliki firman Tuhan dalam hidupnya akan mengalami keberhasilan. Mengapa? Karena setiap permintaannya akan dikabulkan oleh Tuhan. Lewat permintaannya itu Allah Bapa dipermuliakan di dalam Anak (Yoh 14:13, 16:23). Tidak ada lagi permintaan-permintaan yang akan digunakan untuk memuaskan hawa nafsunya saja. Permintaan-permintaan yang diajukan oleh orang yang manunggal dengan Kristus dan firmanNya akan sejalan dengan kehendak Allah Bapa, jadi pasti akan dikabulkan.

Keberhasilan menurut kehendak Allah adalah keberhasilan yang menyeluruh sifatnya. Bukan hanya berhasil di dunia ini tetapi juga berhasil di dalam kekekalan. Bukan semata-mata bersifat jasmani tetapi terutama juga yang bersifat rohani. Keberhasilan seperti apakah yang Anda impikan?

 
Custom Search