Selasa, 26 Mei 2009

Menerima Tuhan

Yesus Kristus adalah Firman Allah yang menjelma menjadi manusia. Dia adalah Allah sendiri yang turun ke bumi menjadi manusia. Mati menanggung dosa dan kesalahan kita, dan bangkit kembali dari kematian untuk memberikan kehidupan kekal bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Dia naik kembali ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita bersama-sama dengan Dia di sorga. Dialah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Dialah satu-satunya jalan supaya kita dapat bersekutu dengan Allah kembali,menerima pengampunan dosa dan disucikan dari segala dosa.

Bila kita mau menerima kabar baik ini, inilah doa yang harus kita ucapkan secara pribadi:

"Tuhan Yesus Kristus, aku menyadari segala dosa dan kesalahanku. Saat ini, Aku mengundangMu masuk dalam hatiku, untuk menjadi Tuhan dan Juruselamatku. Ampunilah segala dosa dan kesalahanku ini. Berkuasalah atas hidupku mulai sekarang ini. Tuntunlah hidupku mulai sekarang ini. Terima kasih Tuhan Yesus Kristus. Amin."

Bila doa di atas sudah kita ucapkan, maka kita menerima hak untuk menjadi anak-anak Allah. Kita boleh memanggil Allah kita sebagai Bapa. Jaminan keselamatan dan kehidupan kekal di sorga juga kita miliki. Terpujilah nama Tuhan.

Unsur Iman (3)

Kesetiaan adalah unsur iman yang ketiga. Dalam Alkitab dikisahkan bahwa Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, tiga orang tawanan perang yang dipekerjakan di kerajaan Babel, pada suatu hari diperhadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Raja Nebukadnezar telah membuat sebuah patung emas, dan semua orang yang ada di wilayah kekuasaannya harus menyembah patung emas itu. Siapa yang kedapatan tidak menyembah patung itu pada saat suara alat-alat musik diperdengarkan, akan dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah orang-orang yang beriman hanya kepada Allah. Karena itu, mereka tetap menolak menyembah patung emas yang didirikan raja Nebukadnezar, meskipun sebagai akibatnya mereka harus dilemparkan dalam perapian yang menyala-nyala. Mereka tahu apa yang akan mereka hadapi bila menolak perintah raja, tetapi karena iman, mereka rela menanggungnya. Mereka memilih tetap setia dan mempercayakan kehidupan mereka hanya pada Allah. Inilah iman yang sejati.

Didamaikan Dengan Allah

Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, Allah menyadari bahwa kecenderungan hati manusia adalah dosa semata-mata. Manusia akan binasa dan terpisah dari Allah selama-lamanya kalau mereka terus menerus ada dalam kejahatan.
Segala usaha sudah dilakukan manusia untuk terhindar dari murka Allah. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan berbuat kebaikan, dengan memeluk agama dan kepercayaan, dan dengan berbagai cara yang lainnya yang dapat manusia pikirkan. Tetapi Alkitab menyatakan bahwa semua usaha manusia itu sia-sia, karena semua orang sudah berbuat dosa. Allah itu Maha Suci, sedang manusia sudah berdosa.
Dosa adalah pemisah antara Allah dengan manusia. Sejak lahir manusia sudah dalam keadaan yang berdosa karena benih dosa itu diturunkan dari orang tua, sudah ada bergenerasi-generasi sebelumnya, bermula dari nenek moyang manusia, yaitu Adam dan Hawa yang jatuh dalam dosa. Contoh yang nyata bisa kita lihat pada anak-anak kecil. Tanpa diajari mereka sudah bisa melakukan hal yang tidak jujur. Tanpa diajari banyak di antara mereka sudah bersifat egois dan mau menang sendiri. Karena masih kecil, memang kelihatannya lucu bagi orang-orang yang sudah lebih dewasa. Tapi, inilah bukti bahwa benih dosa itu sudah diturunkan dari generasi ke generasi hingga sampai pada mereka juga. Kalau dibiarkan, kita bisa membayangkan betapa ngerinya dampak yang akan timbul di kemudian hari.
Dalam keadilanNya, Allah harus menghukum perbuatan-perbuatan dosa, tetapi dalam kasihNya, Allah tidak ingin manusia itu binasa karena perbuatan-perbuatan yang berdosa. Allah dengan berbagai cara sudah memberikan peraturan-peraturan agar manusia dapat diselamatkan dari murka Allah, tetapi manusia senantiasa melanggarnya.
Akhirnya, Allah menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Dengan mengambil rupa manusia biasa tetapi yang tidak berdosa, Allah masuk dalam kehidupan manusia dan bergaul dengan manusia, demi dapat menunjukkan jalan agar manusia itu dapat terhindar dari murka Allah. Bahkan dalam rupa manusia ini, Allah menanggung hukuman yang mestinya manusia terima, yaitu kematian. Dalam rupa manusia, Ia mengorbankan diriNya sendiri sebagai pendamaian bagi dosa-dosa manusia.
Inilah korban keselamatan yang pada masa sebelum kedatangan Yesus Kristus ke dunia dilambangkan dengan korban kambing/domba yang dibakar. Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan anaknya sebagai korban bakaran, tetapi kemudian Allah menggantinya dengan mengirim seekor domba jantan. Anak Ibrahim selamat, tidak jadi dikorbankan. Domba yang disembelih dan dikorbankan itu adalah lambang dari Yesus Kristus yang mati disalibkan untuk menggantikan diri kita yang seharusnya mengalami kematian sebagai hukuman atas dosa kita.
Dengan kematian Yesus Kristus di salib, manusia dapat didamaikan kembali dengan Allah. Dan bahkan dengan kebangkitan Yesus Kristus yang menandakan kemenanganNya atas maut, manusia memiliki pengharapan untuk mengalami kebangkitan kembali dan berjumpa dengan Allah muka dengan muka.
 Dalam Alkitab, Yesus Kristus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yesus Kristus adalah jalan untuk dapat datang kepada Allah. Setiap orang yang percaya dan menerima Dia diangkat menjadi anak-anak Allah dan boleh memanggil Allah sebagai Bapa. Suatu sebutan yang menujukkan hubungan yang sangat akrab.
Yesus Kristus adalah Firman Allah yang menjadi manusia. Dalam Injil Yohanes dinyatakan:
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."

Sudahkan kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita? Dialah jalan dan kebenaran dan hidup. Hanya Dia yang dapat mendamaikan kita dengan Allah.

Rabu, 20 Mei 2009

Unsur Iman (2)

Unsur yang kedua dari iman adalah mempercayakan diri/bergantung pada Allah sepenuhnya.
Ibrahim mempercayakan dirinya kepada Allah yang dia sembah. Ini dibuktikan ketika Allah memerintahkannya untuk pergi dari ke negeri asalnya dan menuju ke suatu tempat yang belum diketahuinya. Ia menurut saja kepada Allah sekalipun itu berarti meninggalkan zona nyaman yang selama ini sudah dimilikinya.
Kemudian ketika Allah memerintahkannya untuk mengorbankan anaknya sebagai korban bakaran, ia pun menurut begitu saja. Padahal Allah pernah berjanji padanya bahwa nanti ia akan memiliki banyak keturunan melalui anaknya itu. Kalau anaknya mati dikorbankan bagaimana dengan janji mengenai keturunan dari anaknya itu? Tetapi ia tetap mempercayakan urusan ini kepada Allah. Ia berpikir bahwa Allah sanggup membangkitkan orang yang sudah mati. Ketika ia hendak menyembelih anaknya, tiba-tiba ada malaikat mencegahnya, dan Allah kemudian menyediakan seekor domba jantan sebagai korban bakaran menggantikan anaknya.
Ibrahim bergantung penuh pada Allah yang ia sembah. Ia yakin bahwa Allah akan memenuhi janji-janji yang sudah diucapkanNya.

Senin, 18 Mei 2009

Unsur Iman (1)

Ada tiga unsur iman. Unsur iman yang pertama adalah percaya. Percaya bahwa Allah itu ada. Bahwa Allah yang telah menciptakan alam semesta ini dan berkuasa atas segala-galanya. Allah pula yang telah menciptakan bumi dan segala isinya. Kita, manusia, juga adalah ciptaanNya juga. Setan juga percaya bahwa hanya ada satu Allah saja. Allah yang satu itu telah menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus dengan misi menyelamatkan manusia dari murka Allah. Hal ini membuat setan gemetar. Itulah unsur iman yang pertama dari tiga unsur iman yang ada. Kalau kita hanya memiliki unsur pertama iman ini, apa bedanya iman kita dengan percaya yang dimiliki setan? Kita perlu memiliki unsur iman yang kedua.

Apakah Iman?

Alkitab menyatakan bahwa iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Dengan iman kita melihat suatu bukti/kebenaran nyata dari apa yang tidak dinyatakan oleh panca indera kita. Iman bergerak dan diteguhkan oleh bukti ini pada saat ia diperhadapkan dengan segala sesuatu yang kelihatannya bertentangan dengannya.
Dengan iman pula kita dapat diselamatkan dari murka Allah.

Murka Allah

Pada mulanya ketika Allah menciptakan langit, bumi dan segala isinya, semuanya adalah amat baik dan amat sempurna. Tidak ada penderitaan dan dukacita. Tidak ada sakit penyakit dan mara bahaya. Yang ada adalah sukacita dan damai sejahtera. Tetapi karena pelanggaran Adam dan Hawa, karena dosa, maka semuanya jadi rusak dan terkutuk. Bukan cuma Adam dan Hawa saja yang menderita, tetapi juga kita sebagai keturunan mereka. Perang, bencana alam, sakit penyakit, pembunuhan, perkosaan, dan bermacam-macam penderitaan yang lain menimpa manusia sebagai akibat dosa. Dan yang paling mengerikan, manusia akan mengalami kematian, akan masuk ke dalam siksaan api neraka.
Alkitab menyatakan bahwa semua orang sudah berbuat dosa. Dan sebagai akibat perbuatan dosa ini, maka semua orang akan terkena murka Allah. Manusia menjadi seteru Allah. Kalau manusia tidak mau terkena murka Allah, maka manusia harus didamaikan dengan Allah.

Selasa, 05 Mei 2009

SUKSES KUPU-KUPU


Kupu-kupu adalah serangga yang amat cantik. Sayapnya yang berwarna-warni sungguh sedap untuk dipandang mata. Namun, kupu-kupu tidaklah terlahir sebagai kupu-kupu. Siklus kehidupannya diawali dalam wujud sebutir telur yang amat kecil. Dari sebutir telur yang amat kecil, kemudian menetas menjadi seekor ulat yang bergerak lambat, yang bagi banyak orang amat menjijikkan. Dari ulat yang menjijikkan, ia berubah menjadi kepompong yang jelek. Dan selama beberapa waktu lamanya ia harus bertapa sebelum akhirnya pada waktu yang tepat, ia keluar dari kepompong dan menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Ada selang waktu yang cukup lama yang harus dilalui, dari sebutir telur sampai menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Ada proses yang tidak mudah, yang harus dijalani oleh kupu-kupu, sebelum akhirnya ia benar-benar menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.
Kehidupan manusia diperhadapkan dengan pelbagai tantangan. Setiap orang punya persoalannya sendiri. Namun, ada satu hal yang sama. Setiap orang perlu memiliki ketekunan dan berjuang pantang menyerah untuk mengatasi setiap persoalan yang dihadapinya, bila ia ingin sukses. Memiliki semangat pantang menyerah dan terus mengembangkan diri, sangat diperlukan untuk dapat mencapai kesuksesan. Last but not least, we must pray every day. Talk to God, and hearing to His voice.
 
Custom Search