Jumat, 28 September 2012

Penulis Hidupku

Rintik hujan terdengar dengan jelas sementara alunan dari lagunya Sydney Mohede mengalir masuk ke telinga saya. "Kau terawal dan terakhir pencipta segalanya... S'luruh bintang pun bersinar oleh ucapanMu... Engkau pun mengasihiku penulis hidupku... Tak henti seg'nap napasku menyembahMu s'lalu... Kupuji kusembah tiada sepertiMu... Kuingin hidupku menyenangkanMu... S'gala puji s'gala hormat... s'gnap hatiku menyembahMu...Terimalah s'gnap hidupku... sebagai persembahan yang hidup..."

Hati saya kembali tersentak oleh kebenaran ini. Allah adalah penulis hidupku. Dari mulanya Dia sudah punya rancangan yang spesifik mengenai kehidupanku. Saya diciptakan secara khusus untuk menjalani kehidupan yang khusus pula seperti rancanganNya. Wow... Jadi lega rasanya teringat kembali hal ini. Saya tahu Allah itu baik. Saya tahu pasti bahwa Dia tidak akan pernah membawa saya kepada sesuatu yang akan berakibat buruk buat saya. Saya masih ingat betapa Allah begitu memperhatikan kehidupan saya ini sampai hal yang sekecil-kecilnya. Allah tidak pernah lupa membuat jantung saya berdetak dengan teratur setiap hari. Dia tidak pernah lupa membuat paru-paru saya bekerja sehingga saya dapat bernafas dengan mudah. Meskipun Allah begitu agung dan tak terselami oleh akal pikiran kita, tetapi Dia mau memperhatikan saya yang begitu kecil bila dibandingkan dengan alam semesta yang begitu besar dan luas. Wow... Luar biasa! Saya bersyukur punya Allah seperti ini. He is my only Amazing God!!!

Mengingat rancangan dan janji Allah dalam hidup kita mestinya kita tidak perlu takut atau khawatir lagi mengenai masa depan kita. Di dalam Yeremia 29:11 Dia pernah berkata:Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Juga di dalam Yesaya 41:10 Dia berkata: “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

Yang menjadi pertanyaan adalah: “Apakah kita sungguh-sungguh meyakini rancangan dan janji Allah buat kita ini? Atau masihkah ada keragu-raguan di dalam hati dan pikiran kita?” Kalau kita masih merasa khawatir akan hidup kita dan takut untuk menapaki masa depan, itu berarti kita tidak mempercayai Allah dengan segenap hati. Itu berarti pengenalan kita akan Dia masih sangat kurang sehingga kita tidak bisa mempercayakan hidup kita padaNya. Kita tidak percaya bahwa Dia sanggup melakukan apa pun untuk kebaikan kita.

Sebaliknya kalau kita mengenal Allah yang kita sembah dengan baik maka kita akan dapat berkata seperti pemazmur berkata: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (Mzm 91:2). Badai boleh saja menerpa hidup kita tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yes 40:31).

Daud adalah seorang yang sangat mengenal Allahnya. Berdasarkan pengalaman hidupnya dalam mengiring Tuhan, dia menulis Mazmur 37. Sebuah mazmur yang sangat indah dan sangat menguatkan. Saya sarankan Anda bisa meluangkan waktu untuk membaca keseluruhan pasal 37 ini. Anda akan sangat diberkati. Sekarang saya akan mengutip sebagian dari pasal ini. Dalam ayat 25-26 dia berkata: ”Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.”

Allah tidak pernah melupakan atau meninggalkan orang benar, bahkan keturunan orang benar tidak akan pernah kekurangan, keturunan orang benar malahan akan menjadi berkat bagi sesamanya. Itu adalah pengalaman Daud, dan saya pun sudah melihat hal ini terjadi terhadap orang-orang benar dan keturunannya di masa sekarang ini. Saya yakin Anda pernah juga melihatnya bukan? Jadi, mari kita terus berharap dan mempercayakan hidup kita hanya kepadaNya. Allah tidak akan pernah mengecewakan orang yang benar-benar berserah kepadaNya.

Bagaimana hubungan Anda dengan Allah akhir-akhir ini? Apakah Anda sudah membiasakan diri berkomunikasi dengan Allah setiap hari? Ingat! Pengenalan kita akan Allah bergantung pada seberapa sering kita bergaul dengan Dia setiap hari.

Jumat, 14 September 2012

Is God Very Important For You?

Apakah yang akan Anda lakukan terhadap orang yang sangat penting dan Anda hormati? Misalkan orang tersebut mau menginap di rumah Anda tentu Anda akan menyediakan kamar terbaik buatnya, Anda akan menyediakan pula makanan dan minuman yang istimewa untuknya. Ketika orang tersebut berbicara kepada Anda maka Anda akan berusaha untuk mendengarkan baik-baik apa yang diucapkannya. Kalau ada pesan-pesan tertentu buat Anda pastilah Anda akan berusaha sedapat mungkin untuk menuruti pesan-pesan tersebut. Anda tentu akan mengusahakan apa saja demi menyenangkan hati orang yang sangat penting dan Anda hormati itu.

Ketika orang-orang Kristen ditanya tentang seberapa pentingkah Tuhan Yesus bagi dirinya mungkin banyak diantaranya yang akan menjawab: “O... penting... sangat penting.” Lalu ketika ditanya mengenai dalam hal apakah Tuhan Yesus penting buat diri mereka, ada banyak jawaban yang bisa muncul. Berbagai jawaban yang bisa muncul antara lain: Tuhan adalah pencipta saya, Tuhan yang memberkati saya, Tuhan yang sudah menyelamatkan saya, Tuhan yang memberi kehidupan pada saya, Tuhan yang melindungi saya dari bahaya, dan ada bermacam-macam jawaban lainnya untuk menunjukkan pentingnya Tuhan Yesus buat hidup mereka.
Mungkin seperti itulah jawaban dari sebagian besar dari orang-orang Kristen. Namun, apakah benar demikian halnya? Benarkah Tuhan Yesus sangat penting dalam kehidupan sehari-hari mereka?

Fakta-fakta menunjukkan bahwa seringkali apa yang diucapkan tidaklah sesuai dengan apa yang dijalani. Mengaku bahwa Tuhan sangat penting itu baik tetapi bila pengakuan itu tidak disertai dengan perbuatan yang selaras itu akan menjadi tanda tanya besar, benarkah Tuhan Yesus sangat penting buat kehidupan mereka? Yakobus dalam suratnya menyatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong atau mati (Yak 2:20,26). Dengan kata lain Yakobus menyatakan bahwa perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari akan menunjukkan seperti apakah pengakuan imannya.

Abraham dibenarkan karena perbuatan-perbuatan yang dilakukannya dalam meresponi perintah-perintah Tuhan dengan taat. Ketika Tuhan memerintahkannya untuk mempersembahkan Ishak ia memilih taat melakukannya meskipun ia telah menerima janji dari Tuhan bahwa keturunan dari Ishaklah yang akan disebut ketutunannya. Ia tidak mempertanyakan perintah Tuhan tersebut karena ia percaya bahwa Tuhan sanggup membangkitkan kembali orang-orang yang sudah mati sekalipun (Ibr 11:17-19). Abraham adalah orang yang percaya kepada Allah. Baginya Tuhan itu sangat penting dan sangat dihormatinya, karena itulah ia melakukan apa pun yang Tuhan perintahkan kepadanya. Perbuatan-perbuatan Abraham menunjukkan imannya yang sungguh-sungguh pada Allah.

Apakah yang akan dilakukan oleh orang-orang yang mengaku bahwa Tuhan itu sangat penting dan mereka hormati? Orang-orang yang sungguh-sungguh mengaku Tuhan Yesus itu sangat penting dalam hidup mereka akan berupaya untuk melibatkan Tuhan dalam segala urusan mereka. Mereka akan membicarakan apa-apa yang sudah mereka alami kepada Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan atas penyertaanNya. Mereka akan berbicara kepada Tuhan tentang apa yang sedang mereka lakukan dan meminta pendapat Tuhan tentang apa yang sedang mereka lakukan itu. Mereka menyerahkan setiap rencana mereka ke dalam tangan Tuhan dan minta agar kehendak Tuhan yang jadi dalam hidup mereka. Setiap hari mereka berdoa dan melakukan pembacaan dan perenungan Firman Tuhan yang adalah penuntun hidup mereka. Mereka menghormati Tuhan dengan melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam firmanNya. Ketika tiba waktunya untuk beribadah kepada Tuhan bersama dengan saudara-saudara seiman, mereka akan berusaha sedapat mungkin untuk tidak datang terlambat. Mereka sadar bahwa merekalah yang seharusnya menanti-nantikan Tuhan karena Tuhan adalah Allah dan Raja yang mereka sembah dan layani.

Sebaliknya, orang-orang yang kurang menganggap penting Tuhan hanya datang pada Tuhan ketika mereka perlu pertolongan. Ketika segalanya berjalan lancar mereka cenderung akan melupakan Tuhan. Alkitab yang adalah firman Allah dan berisi tuntunan Tuhan buat kehidupan mereka sehari-hari hanya dibuka satu atau dua kali seminggu, itupun kalau pendeta di gereja meminta mereka untuk membuka dan membaca ayat-ayat tertentu dalam Alkitab. Pada hari-hari lain selain hari Minggu Alkitab hanya akan menjadi hiasan di atas meja di kamar atau tersimpan rapi dalam lemari atau laci meja. Mereka akan melakukan firman Tuhan sepanjang firman itu cocok buat mereka. Ketika tiba hari Minggu mereka akan pergi beribadah bila mereka sempat atau tidak ada acara lain yang menarik hati mereka, atau mereka akan selalu datang terlambat dalam kebaktian-kebaktian yang diadakan.

Apakah Tuhan sangat penting buat Anda? Kalau dengan jujur kita memeriksa diri kita masing-masing kita akan mengetahui apakah Tuhan sangat penting atau kurang penting buat diri kita. Termasuk golongan yang manakah Anda?

Selasa, 04 September 2012

Hidup Yang Menghasilkan Buah

Ketika Anda memperhatikan pohon mangga di halaman rumah Anda yang sedang berbuah, apa yang ada di dalam pikiran Anda? Mungkin ada di antara Anda yang berpikir: ”Wah, lebat banget. Asyik nih. Bisa makan buah hasil tanaman sendiri sebentar lagi dan bisa bagi-bagi ke tetangga.” Atau mungkin ada yang berpikiran: “Kok cuma sedikit buahnya? Kenapa ya?” Sebaliknya bila pohon mangga di halaman rumah Anda tidak pernah sekalipun menghasilkan buah meskipun sudah cukup umur, apa yang ada di dalam pikiran Anda?
Untuk pohon yang bisa menghasilkan buah adalah wajar dan normal kalau ia berbuah. Mengapa berbuah itu wajar dan normal? Karena itu sudah ditentukan Tuhan ketika Dia menciptakannya. Ketika Tuhan menciptakan pohon yang bisa menghasilkan buah, maka adalah wajar dan sudah menjadi kodratnya kalau pohon itu berbuah. Bila tidak berbuah malahan jadi aneh dan tidak normal.
Tuhan Yesus menginginkan agar hidup kita juga menghasilkan buah. Dalam Injil Yohanes 15:8 Ia berkata: “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." Dari ayat ini paling tidak ada dua alasan mengapa Ia sangat menginginkan hidup kita berbuah.
Pertama, untuk mempermuliakan Allah Bapa. Alkitab menyatakan bahwa kita diciptakan untuk kemuliaanNya (Rom 11:36; Kol 1:16). Dengan menghasilkan buah kita sedang mempermuliakan Allah. Buah-buah apakah yang seharusnya kita hasilkan? Perubahan pikiran, sikap, perilaku, dan karakter yang makin baik dan serupa Kristus. Ketika kita sungguh-sungguh menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup kita, maka kuasa IlahiNya mengubahkan kehidupan kita. Kehidupan lama kita dimatikan dan kita diberi suatu benih Ilahi yang akan memampukan kita untuk mengalami kehidupan yang baru bersama Kristus (2 Kor 5:17; 1 Yoh 3:9). Kita meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama kita yang buruk dan mulai menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baru yang baik dan menjadi berkat buat sesama kita. Ketika orang lain melihat kita yang pemarah menjadi lebih sabar dan bisa mengendalikan diri itu berarti kita sedang mempermuliakan Allah Bapa. Ketika orang lain melihat kita yang tadinya pendendam menjadi bisa dengan lebih gampang memaafkan kesalahan orang itu berarti kita sedang mempermuliakan Allah Bapa. Setiap perubahan pikiran, sikap, perilaku, dan karakter yang makin baik dan serupa Kristus adalah buah-buah yang akan mempermuliakan Allah Bapa di sorga.
Kedua, sebagai bukti kalau kita murid-murid Kristus yang sejati. Seorang murid yang sejati akan menjadi serupa dengan gurunya. Ia akan mendengarkan dengan seksama dan melakukan apa-apa yang diajarkan dan dilakukan oleh gurunya. Seseorang yang tidak mau diajar oleh gurunya adalah bukan murid sejati. Ketika Tuhan Yesus menjalani hidupNya di dunia ini, Ia mengajarkan kasih dan hidup dalam kasih. Kita harus meneladani apa yang diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dalam salah satu suratnya Rasul Paulus menjabarkan hal hidup dalam kasih ini secara lengkap. Ia mengatakan: Orang yang mengasihi orang-orang lain, sabar dan baik hati. Ia tidak meluap dengan kecemburuan, tidak membual, tidak sombong. Ia tidak angkuh, tidak kasar, ia tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kemauannya sendiri, tidak juga cepat tersinggung, dan tidak dendam. Orang yang mengasihi orang-orang lain, tidak senang dengan kejahatan, ia hanya senang dengan kebaikan. Ia tahan menghadapi segala sesuatu dan mau percaya akan yang terbaik pada setiap orang; dalam keadaan yang bagaimanapun juga orang yang mengasihi itu tidak pernah hilang harapannya dan sabar menunggu segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7, BIS). Kasih adalah buah terutama yang harus kita hasilkan sebagai murid Kristus. Setiap perbaikan yang terjadi dalam kualitas kasih kita kepada sesama menunjukkan bahwa kita adalah murid Kristus yang sejati.
Sudah berapa lamakah kita menjadi pengikut Kristus? Apakah hidup kita sudah mulai menghasilkan buah-buah yang nyata seperti yang diinginkan Kristus? Apakah kita saat ini sedang melakukan apa-apa yang sudah diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus? Ingat! Jika hidup kita tidak menghasilkan buah-buah seperti yang Tuhan Yesus inginkan berarti kita belum sungguh-sungguh menjadi pengikutNya. Kalau kita sungguh-sungguh menjadi pengikutNya maka hidup kita pasti berbuah. Dalam Injil Yohanes 15:5 Ia berkata: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Mari kita hidup dalam persekutuan yang karib dengan Kristus maka hidup kita pasti menghasilkan buah. Amin.
 
Custom Search