Selasa, 04 September 2012

Hidup Yang Menghasilkan Buah

Ketika Anda memperhatikan pohon mangga di halaman rumah Anda yang sedang berbuah, apa yang ada di dalam pikiran Anda? Mungkin ada di antara Anda yang berpikir: ”Wah, lebat banget. Asyik nih. Bisa makan buah hasil tanaman sendiri sebentar lagi dan bisa bagi-bagi ke tetangga.” Atau mungkin ada yang berpikiran: “Kok cuma sedikit buahnya? Kenapa ya?” Sebaliknya bila pohon mangga di halaman rumah Anda tidak pernah sekalipun menghasilkan buah meskipun sudah cukup umur, apa yang ada di dalam pikiran Anda?
Untuk pohon yang bisa menghasilkan buah adalah wajar dan normal kalau ia berbuah. Mengapa berbuah itu wajar dan normal? Karena itu sudah ditentukan Tuhan ketika Dia menciptakannya. Ketika Tuhan menciptakan pohon yang bisa menghasilkan buah, maka adalah wajar dan sudah menjadi kodratnya kalau pohon itu berbuah. Bila tidak berbuah malahan jadi aneh dan tidak normal.
Tuhan Yesus menginginkan agar hidup kita juga menghasilkan buah. Dalam Injil Yohanes 15:8 Ia berkata: “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." Dari ayat ini paling tidak ada dua alasan mengapa Ia sangat menginginkan hidup kita berbuah.
Pertama, untuk mempermuliakan Allah Bapa. Alkitab menyatakan bahwa kita diciptakan untuk kemuliaanNya (Rom 11:36; Kol 1:16). Dengan menghasilkan buah kita sedang mempermuliakan Allah. Buah-buah apakah yang seharusnya kita hasilkan? Perubahan pikiran, sikap, perilaku, dan karakter yang makin baik dan serupa Kristus. Ketika kita sungguh-sungguh menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup kita, maka kuasa IlahiNya mengubahkan kehidupan kita. Kehidupan lama kita dimatikan dan kita diberi suatu benih Ilahi yang akan memampukan kita untuk mengalami kehidupan yang baru bersama Kristus (2 Kor 5:17; 1 Yoh 3:9). Kita meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama kita yang buruk dan mulai menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baru yang baik dan menjadi berkat buat sesama kita. Ketika orang lain melihat kita yang pemarah menjadi lebih sabar dan bisa mengendalikan diri itu berarti kita sedang mempermuliakan Allah Bapa. Ketika orang lain melihat kita yang tadinya pendendam menjadi bisa dengan lebih gampang memaafkan kesalahan orang itu berarti kita sedang mempermuliakan Allah Bapa. Setiap perubahan pikiran, sikap, perilaku, dan karakter yang makin baik dan serupa Kristus adalah buah-buah yang akan mempermuliakan Allah Bapa di sorga.
Kedua, sebagai bukti kalau kita murid-murid Kristus yang sejati. Seorang murid yang sejati akan menjadi serupa dengan gurunya. Ia akan mendengarkan dengan seksama dan melakukan apa-apa yang diajarkan dan dilakukan oleh gurunya. Seseorang yang tidak mau diajar oleh gurunya adalah bukan murid sejati. Ketika Tuhan Yesus menjalani hidupNya di dunia ini, Ia mengajarkan kasih dan hidup dalam kasih. Kita harus meneladani apa yang diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dalam salah satu suratnya Rasul Paulus menjabarkan hal hidup dalam kasih ini secara lengkap. Ia mengatakan: Orang yang mengasihi orang-orang lain, sabar dan baik hati. Ia tidak meluap dengan kecemburuan, tidak membual, tidak sombong. Ia tidak angkuh, tidak kasar, ia tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kemauannya sendiri, tidak juga cepat tersinggung, dan tidak dendam. Orang yang mengasihi orang-orang lain, tidak senang dengan kejahatan, ia hanya senang dengan kebaikan. Ia tahan menghadapi segala sesuatu dan mau percaya akan yang terbaik pada setiap orang; dalam keadaan yang bagaimanapun juga orang yang mengasihi itu tidak pernah hilang harapannya dan sabar menunggu segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7, BIS). Kasih adalah buah terutama yang harus kita hasilkan sebagai murid Kristus. Setiap perbaikan yang terjadi dalam kualitas kasih kita kepada sesama menunjukkan bahwa kita adalah murid Kristus yang sejati.
Sudah berapa lamakah kita menjadi pengikut Kristus? Apakah hidup kita sudah mulai menghasilkan buah-buah yang nyata seperti yang diinginkan Kristus? Apakah kita saat ini sedang melakukan apa-apa yang sudah diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus? Ingat! Jika hidup kita tidak menghasilkan buah-buah seperti yang Tuhan Yesus inginkan berarti kita belum sungguh-sungguh menjadi pengikutNya. Kalau kita sungguh-sungguh menjadi pengikutNya maka hidup kita pasti berbuah. Dalam Injil Yohanes 15:5 Ia berkata: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Mari kita hidup dalam persekutuan yang karib dengan Kristus maka hidup kita pasti menghasilkan buah. Amin.

Tidak ada komentar:

 
Custom Search