Ketika
Anda memperhatikan pohon mangga di halaman rumah Anda yang sedang
berbuah, apa yang ada di dalam pikiran Anda? Mungkin ada di antara
Anda yang berpikir: ”Wah, lebat banget. Asyik nih. Bisa makan buah
hasil tanaman sendiri sebentar lagi dan bisa bagi-bagi ke tetangga.”
Atau mungkin ada yang berpikiran: “Kok cuma sedikit buahnya? Kenapa
ya?” Sebaliknya bila pohon mangga di halaman rumah Anda tidak
pernah sekalipun menghasilkan buah meskipun sudah cukup umur, apa
yang ada di dalam pikiran Anda?
Untuk
pohon yang bisa menghasilkan buah adalah wajar dan normal kalau ia
berbuah. Mengapa
berbuah itu wajar dan normal? Karena itu
sudah ditentukan Tuhan ketika Dia menciptakannya. Ketika Tuhan
menciptakan pohon yang bisa menghasilkan buah, maka adalah wajar dan
sudah menjadi kodratnya kalau pohon itu berbuah. Bila tidak berbuah
malahan jadi aneh dan tidak normal.
Tuhan
Yesus menginginkan agar hidup kita juga menghasilkan buah.
Dalam Injil Yohanes
15:8 Ia berkata: “Dalam
hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan
dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." Dari
ayat ini paling tidak ada dua
alasan mengapa Ia sangat menginginkan hidup kita berbuah.
Pertama,
untuk
mempermuliakan Allah Bapa.
Alkitab
menyatakan bahwa kita diciptakan untuk kemuliaanNya (Rom 11:36; Kol
1:16). Dengan menghasilkan buah kita sedang mempermuliakan Allah.
Buah-buah apakah yang seharusnya kita hasilkan? Perubahan pikiran,
sikap, perilaku, dan karakter yang makin baik dan serupa Kristus.
Ketika kita sungguh-sungguh menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat hidup kita, maka kuasa IlahiNya mengubahkan kehidupan
kita. Kehidupan lama kita dimatikan dan kita diberi suatu benih Ilahi
yang akan memampukan kita untuk mengalami kehidupan yang baru bersama
Kristus (2 Kor 5:17; 1 Yoh 3:9). Kita meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan lama kita yang buruk dan mulai menghasilkan
kebiasaan-kebiasaan baru yang baik dan menjadi berkat buat sesama
kita. Ketika orang lain melihat kita yang pemarah menjadi lebih sabar
dan bisa mengendalikan diri itu berarti kita sedang mempermuliakan
Allah Bapa. Ketika orang lain melihat kita yang tadinya pendendam
menjadi bisa dengan lebih gampang memaafkan kesalahan orang itu
berarti kita sedang mempermuliakan Allah Bapa. Setiap perubahan
pikiran, sikap, perilaku, dan karakter yang makin baik dan serupa
Kristus adalah buah-buah yang akan mempermuliakan Allah Bapa di
sorga.
Kedua,
sebagai bukti kalau kita murid-murid Kristus yang sejati.
Seorang
murid yang sejati akan menjadi serupa dengan gurunya. Ia akan
mendengarkan dengan seksama dan melakukan apa-apa yang diajarkan dan
dilakukan oleh gurunya. Seseorang yang tidak mau diajar oleh gurunya
adalah bukan murid sejati. Ketika Tuhan Yesus menjalani hidupNya di
dunia ini, Ia mengajarkan kasih dan hidup dalam kasih. Kita harus
meneladani apa yang diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dalam
salah satu suratnya Rasul Paulus menjabarkan hal hidup dalam kasih
ini secara lengkap. Ia mengatakan: “Orang
yang mengasihi orang-orang lain, sabar dan baik hati. Ia tidak meluap
dengan kecemburuan, tidak membual, tidak sombong. Ia tidak angkuh,
tidak kasar, ia tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kemauannya
sendiri, tidak juga cepat tersinggung, dan tidak dendam. Orang yang
mengasihi orang-orang lain, tidak senang dengan kejahatan, ia hanya
senang dengan kebaikan. Ia tahan menghadapi segala sesuatu dan mau
percaya akan yang terbaik pada setiap orang; dalam keadaan yang
bagaimanapun juga orang yang mengasihi itu tidak pernah hilang
harapannya dan sabar menunggu segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7,
BIS). Kasih
adalah buah terutama yang harus kita hasilkan sebagai murid Kristus.
Setiap perbaikan yang terjadi dalam kualitas kasih kita kepada sesama
menunjukkan bahwa kita adalah murid Kristus yang sejati.
Sudah
berapa lamakah kita menjadi pengikut Kristus? Apakah hidup
kita
sudah mulai menghasilkan buah-buah yang nyata seperti yang diinginkan
Kristus? Apakah kita saat ini sedang melakukan apa-apa yang sudah
diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus? Ingat! Jika hidup kita
tidak menghasilkan buah-buah seperti yang Tuhan Yesus inginkan
berarti kita belum sungguh-sungguh menjadi pengikutNya. Kalau kita
sungguh-sungguh menjadi pengikutNya maka hidup kita pasti berbuah.
Dalam Injil Yohanes 15:5 Ia berkata: “Akulah
pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Mari kita
hidup
dalam persekutuan yang karib dengan Kristus
maka hidup kita pasti menghasilkan buah.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar