Sabtu, 17 Juli 2010

Menyadari Kehadiran Tuhan

Pada salah satu pertemuan komunitas sel yang saya hadiri, salah seorang rekan saya menceritakan pengalamannya ketika Tuhan menolongnya dari bahaya. Tiap hari Minggu biasanya ia bangun agak siang karena ia ingin benar-benar menggunakan hari Minggu untuk beristirahat setelah selama enam hari lamanya ia bekerja keras. Ia biasa pergi ke gereja untuk beribadah pada Tuhan di sore hari. Tetapi aneh, pagi itu ia terbangun pukul enam pagi dan kemudian ia langsung membereskan pekarangan belakang rumahnya yang banyak ditumbuhi rumput. Rekan satu kamarnya pun ikut terbangun juga dan kemudian membantunya membereskan pekarangan. Sekitar pukul delapan pagi tiba-tiba terdengar suara gaduh di kamarnya. Setelah dilihat, ternyata atap rumahnya runtuh tepat di atas tempat tidurnya. Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi rekan saya itu seandainya ia masih saja tidur di kamarnya dan baru bangun pada pukul sepuluh seperti biasanya? Rekan saya bersyukur kepada Tuhan buat perlindunganNya yang ajaib itu.

Permasalahan bisa datang kapan saja, dan seringkali kita tidak bisa menduga waktu kedatangannya. Melibatkan Tuhan dalam segala urusan kita adalah penting sekali, dan ini merupakan satu hal yang perlu kita biasakan. Seringkali kita baru berdoa secara sungguh-sungguh ketika kita merasa ada hal-hal “penting” yang akan kita hadapi. Padahal Tuhan sangat ingin kita berhubungan denganNya setiap hari. Ada masalah penting atau tidak, Tuhan ingin kita selalu berhubungan denganNya. Tuhan menginginkan suatu hubungan yang akrab dengan kita setiap hari karena Dia adalah Bapa dan kita adalah anak-anakNya.

Menghilangkan kebiasaan buruk dan menggantikannya dengan kebiasaan yang baik memang bukan suatu perkara yang gampang. Apa yang kita lakukan setiap hari dan berulang-ulang akan menjadi suatu kebiasaan. Bila yang kita lakukan berulang-ulang adalah hal yang buruk maka kebiasaan buruk pula yang akan terbentuk. Karena dosa maka kita lebih memiliki kecenderungan hati untuk melakukan yang nyaman buat diri kita meskipun seringkali merupakan hal yang kurang baik. Belum lagi ditambah dengan kenyataan bahwa kita hidup dalam lingkungan yang sudah tercemar dosa. Di sekeliling kita ada banyak orang yang juga memiliki kebiasaan-kebiasaan kurang baik. Hal ini mengakibatkan kebiasaan buruk lebih mudah terbentuk daripada kebiasaan yang baik. 
 
Demikian pula saat kita ingin membangun kebiasaan untuk melibatkan Tuhan dalam segala urusan kita. Ini juga memerlukan usaha dari diri kita. Kita perlu menetapkan hati dan pikiran kita untuk senantiasa sadar akan keberadaan Tuhan bersama kita dan membangun kebiasaan berkomunikasi dengan Tuhan sesering mungkin. Tidak hanya pada waktu kita ada dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang bersifat rohani, tetapi juga pada waktu kita sedang melakukan hal-hal yang bersifat duniawi seperti bekerja, belajar, mendidik anak, menyiapkan makanan untuk keluarga, berekreasi, dan macam-macam kegiatan lainnya. Ketika segala sesuatu berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana kita, belajarlah untuk bersyukur kepada Tuhan. Cobalah untuk mengingat segala kebaikan Tuhan dan bersyukurlah. Pengucapan syukur atas hal-hal yang kecil sekalipun akan menyenangkan hati Tuhan dan itu akan membantu kita untuk senantiasa menyadari kehadiran Tuhan bersama kita setiap hari.

Ketika pemazmur terluput dari mara bahaya yang mengancam nyawanya, ia menggubah nyanyian syukurnya dengan sangat indah seperti yang terdapat di dalam kibab Mazmur pasal 116.
Aku mencintai TUHAN, sebab Ia mendengarkan aku dan memperhatikan permohonanku.
Ia mendengarkan aku, setiap kali aku berseru kepada-Nya.
Aku diancam bahaya maut; kengerian maut menyergap aku, membuat aku gelisah dan takut.
Maka aku berseru kepada TUHAN, "Ya TUHAN, aku mohon, selamatkanlah aku!"
TUHAN itu pengasih dan adil; Allah kita penuh belas kasihan.
TUHAN memelihara orang-orang sederhana; waktu aku tak berdaya diselamatkan-Nya aku.
Kutenangkan hatiku, sebab TUHAN baik kepadaku.
TUHAN telah meluputkan aku dari kematian; dihibur-Nya aku dan tidak dibiarkan-Nya terjatuh.
Maka aku boleh menikmati hidup di dunia ini, di dalam perlindungan TUHAN.
Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata, "Aku sangat tertekan."
Dalam kebingunganku aku berkata, "Tak seorang pun dapat dipercaya."
Apa yang akan kuberikan kepada TUHAN untuk membalas kebaikan-Nya bagiku?
Aku akan membawa persembahan anggur bagi TUHAN untuk bersyukur atas pertolongan-Nya.
Aku akan memenuhi janjiku kepada-Nya di depan seluruh umat-Nya.
TUHAN sangat menyayangkan kematian seorang yang dikasihi-Nya.
Aku ini hamba-Mu, ya TUHAN, seperti ibuku, aku pun berbakti kepada-Mu. Engkau telah melepaskan aku dari tahanan.
Aku akan membawa kurban syukur kepada-Mu, sambil mengunjukkan doa kepada-Mu.
Aku akan memenuhi janjiku kepada TUHAN, di depan seluruh umat-Nya yang berhimpun di pelataran Rumah TUHAN, di tengah kota Yerusalem. Pujilah TUHAN!“

Pengalaman teman saya dan pemazmur dapat dialami oleh kita semua. Kita tidak tahu kapan malapetaka akan menimpa kita, tetapi satu hal yang harus kita yakini adalah Tuhan tidak pernah meninggalkan orang-orang yang berlindung padaNya. Tuhan tidak pernah mengecewakan orang-orang yang menaruh pengharapan kepadaNya setiap hari. Ingat! Pengucapan syukur atas hal-hal yang kecil sekalipun akan menyenangkan hati Tuhan dan itu akan membantu kita untuk senantiasa menyadari kehadiran Tuhan bersama kita setiap hari.
 
Custom Search