Selasa, 26 Mei 2009

Didamaikan Dengan Allah

Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, Allah menyadari bahwa kecenderungan hati manusia adalah dosa semata-mata. Manusia akan binasa dan terpisah dari Allah selama-lamanya kalau mereka terus menerus ada dalam kejahatan.
Segala usaha sudah dilakukan manusia untuk terhindar dari murka Allah. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan berbuat kebaikan, dengan memeluk agama dan kepercayaan, dan dengan berbagai cara yang lainnya yang dapat manusia pikirkan. Tetapi Alkitab menyatakan bahwa semua usaha manusia itu sia-sia, karena semua orang sudah berbuat dosa. Allah itu Maha Suci, sedang manusia sudah berdosa.
Dosa adalah pemisah antara Allah dengan manusia. Sejak lahir manusia sudah dalam keadaan yang berdosa karena benih dosa itu diturunkan dari orang tua, sudah ada bergenerasi-generasi sebelumnya, bermula dari nenek moyang manusia, yaitu Adam dan Hawa yang jatuh dalam dosa. Contoh yang nyata bisa kita lihat pada anak-anak kecil. Tanpa diajari mereka sudah bisa melakukan hal yang tidak jujur. Tanpa diajari banyak di antara mereka sudah bersifat egois dan mau menang sendiri. Karena masih kecil, memang kelihatannya lucu bagi orang-orang yang sudah lebih dewasa. Tapi, inilah bukti bahwa benih dosa itu sudah diturunkan dari generasi ke generasi hingga sampai pada mereka juga. Kalau dibiarkan, kita bisa membayangkan betapa ngerinya dampak yang akan timbul di kemudian hari.
Dalam keadilanNya, Allah harus menghukum perbuatan-perbuatan dosa, tetapi dalam kasihNya, Allah tidak ingin manusia itu binasa karena perbuatan-perbuatan yang berdosa. Allah dengan berbagai cara sudah memberikan peraturan-peraturan agar manusia dapat diselamatkan dari murka Allah, tetapi manusia senantiasa melanggarnya.
Akhirnya, Allah menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Dengan mengambil rupa manusia biasa tetapi yang tidak berdosa, Allah masuk dalam kehidupan manusia dan bergaul dengan manusia, demi dapat menunjukkan jalan agar manusia itu dapat terhindar dari murka Allah. Bahkan dalam rupa manusia ini, Allah menanggung hukuman yang mestinya manusia terima, yaitu kematian. Dalam rupa manusia, Ia mengorbankan diriNya sendiri sebagai pendamaian bagi dosa-dosa manusia.
Inilah korban keselamatan yang pada masa sebelum kedatangan Yesus Kristus ke dunia dilambangkan dengan korban kambing/domba yang dibakar. Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan anaknya sebagai korban bakaran, tetapi kemudian Allah menggantinya dengan mengirim seekor domba jantan. Anak Ibrahim selamat, tidak jadi dikorbankan. Domba yang disembelih dan dikorbankan itu adalah lambang dari Yesus Kristus yang mati disalibkan untuk menggantikan diri kita yang seharusnya mengalami kematian sebagai hukuman atas dosa kita.
Dengan kematian Yesus Kristus di salib, manusia dapat didamaikan kembali dengan Allah. Dan bahkan dengan kebangkitan Yesus Kristus yang menandakan kemenanganNya atas maut, manusia memiliki pengharapan untuk mengalami kebangkitan kembali dan berjumpa dengan Allah muka dengan muka.
 Dalam Alkitab, Yesus Kristus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yesus Kristus adalah jalan untuk dapat datang kepada Allah. Setiap orang yang percaya dan menerima Dia diangkat menjadi anak-anak Allah dan boleh memanggil Allah sebagai Bapa. Suatu sebutan yang menujukkan hubungan yang sangat akrab.
Yesus Kristus adalah Firman Allah yang menjadi manusia. Dalam Injil Yohanes dinyatakan:
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."

Sudahkan kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita? Dialah jalan dan kebenaran dan hidup. Hanya Dia yang dapat mendamaikan kita dengan Allah.

Tidak ada komentar:

 
Custom Search