Rabu, 23 September 2009

Doa Untuk Kentut

Peristiwa ini terjadi tepat pada hari Natal tahun 2008. Pagi itu saya berkunjung ke rumah sakit Elisabeth di Semarang. Ada seorang ibu yang baru saja dioperasi karena ada kista di rahimnya. Operasi berjalan dengan baik dan lancar. Tetapi ada satu hal yang mengganggu setelah operasi selesai. Ibu ini tidak bisa kentut. Apa? Kentut??? Ya, benar, kentut. Orang yang mengalami pembiusan total dalam suatu operasi harus kentut dulu baru boleh makan dan minum lagi. Yang menjadi masalah adalah ibu ini sudah dua setengah hari belum bisa kentut. Jadi bisa dibayangkan, bagaimana susahnya ibu ini. Sebelum operasi sudah disuruh puasa, dan sekarang setelah operasi selesai, masih belum boleh makan dan minum dulu sebelum kentut. Wah, jadilah puasanya diperpanjang dengan terpaksa. Semuanya gara-gara kentut, yang membandel dan tidak mau keluar.

Biasanya orang tidak ada yang menanti-nantikan kentut. Bahkan berusaha menyembunyikan diri kalau mau kentut (malu deh kalau ketahuan). Tetapi sekarang, kentut sungguh-sungguh dinanti-nantikan kehadirannya. Kentut menjadi barang yang begitu penting. Weleh-weleh-weleh (makanya kita perlu bersyukur kalau bisa kentut dengan normal setiap hari). Menurut sebuah artikel tentang kentut yang saya baca, rata-rata orang kentut sebanyak 14 kali sehari. Kalau ditanya kebenarannya saya tidak tahu, tapi mungkin juga benar, soalnya kalau dari pengalaman pribadi, saya kentut bisa lebih dari lima kali sehari (he..he..he.., nggak kepikir untuk menghitungnya, cuma kira-kira, kalau penasaran hitung aja pengalaman pribadi).

Akhirnya, sebelum saya pamit pulang, bersama dengan sang suami, kami bertiga berdoa mohon belas kasihan Tuhan. Kami melakukan doa sepakat seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 18:19 “Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. “ Saat berdoa, saya sebenarnya geli juga, karena baru kali itu saya berdoa untuk kentut. Tetapi karena memang itu yang diperlukan si ibu, akhirnya dengan malu-malu saya memimpin doa untuk kentut tersebut. Setelah selesai berdoa, sambil bercanda, saya berpamitan dengan mereka, dan berkata, “Selamat berkentut ria ya Bu…”.

Saya tidak pernah membayangkan kalau doa yang dengan malu-malu itu ternyata segera dikabulkan Tuhan. Menurut sms yang saya terima dari sang suami, begitu saya meninggalkan mereka, istrinya dua kali kentut dengan dahsyat (heboh deh). Saya hanya bisa berterima kasih kepada Tuhan, karena Dia begitu baik. Masalah kentut ternyata juga sangat diperhatikanNya. Meskipun doa itu disampaikan dengan malu-malu, tetapi Tuhan tahu persis kesungguhan hati kita yang memohon pertolonganNya.

Tidak ada komentar:

 
Custom Search