Senin, 17 Agustus 2009

Kemerdekaan Sejati

http://benderakita.com

Hari ini negara Indonesia memperingati hari ulang tahun kemerdekaannya yang ke-64. Negara Indonesia telah dimerdekakan dari penjajahan Belanda dan Jepang. Namun, kalau kita bersama-sama merenungkan arti kemerdekaan yang sejati, ternyata bangsa kita belum benar-benar mengalami kemerdekaan yang sejati. Bangsa kita yang diberi oleh Tuhan kekayaan alam yang luar biasa melimpah, ternyata belum bisa memanfaatkannya secara maksimal. Kita juga masih menjumpai kemiskinan, korupsi, dan ketidakadilan terjadi di mana-mana. Ekploitasi terhadap pihak-pihak yang lemah masih saja kita jumpai setiap hari. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa sebabnya bangsa dengan kekayaan alam yang melimpah ini, belum bisa benar-benar lepas dari bayang-bayang penjajahan?

Salah satu penyebab dari semua tragedi ini adalah kurangnya pemahaman akan arti dari kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan sejati bukan hanya kemerdekaan dari penindasan atau penjajahan pihak lain. Kemerdekaan sejati juga bukan sekedar kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri, dengan tidak memperhatikan kepentingan pihak lain.

Alkitab menyatakan kepada kita, agar kita tidak mempergunakan kemerdekaan yang sudah kita miliki sebagai kesempatan untuk berbuat semau-maunya (perbuatan dosa), melainkan supaya kita saling melakukan apa yang baik dan berguna bagi kepentingan bersama.

Kalau setiap orang mulai mengusahakan sesuatu yang baik bagi orang lain, dan tidak melulu memikirkan kepentingan dirinya sendiri, niscaya bangsa kita akan segera bangkit dari keterpurukannya. Bayang-bayang penjajahan pasti akan segera berlalu dari negeri kita yang tercinta ini. Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua. Amin.

Merdekaaa!!!


Bahan renungan dari Alkitab:

”Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Galatia 5:13)

1 komentar:

Moon Lie mengatakan...

Benar, manusia sering menyalahgunakan kesabaran dan kebaikan Tuhan dengan berbuat semaunya. Gampang, habis berdosa minta ampun, lalu berdosa lagi dan minta ampun lagi ... padahal bukan itu maksud Tuhan. Galatia 5:13 benar-benar meluruskan kesalahkaprahan itu.

 
Custom Search